Yel-yel Paskibra SMPN 2 Pamarican
Persiapan lobma LKBB di Banjarsari.
SERAH TERIMA DAN PELANTIKAN PENGURUS OSIS 2017/2018
Serah terima dan pelantikan Pengurus OSIS masa bakti 2017-2018 SMP Negeri 2 Pamarican Kabupaten Ciamis
PEMBACAAN SK. KEPSEK TENTANG KEPENGURUSAN OSIS MASA BAKTI 2017/2018
Kepala Sekolah sedang membacakan Surat Keputusan Tentang Kepengurusan Osis Masa Bakti 2017/2018 SMP Negeri 2 Pamarican
Lomba Balap Sarung
Ibu guru SMPN 2 Pamarican lagi lomba Balap Sarung pada acara menyambut HUT RI ke 72
LOMBA BALAP KARUNG
Siswa SMPN 2 Pamarican lagi lomba balap karung pada acara menyambut HUT RI ke 72
LOMBA TARIK TAMBANG MENYAMBUT HUT RI KE 72
Lomba tarik tambang dalam rangka menyambut HUT RI ke 72 di Lapang Upacara SMPN 2 Pamarican.
KEGIATAN MEMANJAT MENARA SEHABIS UPACARA HUT PRAMUKA
Semua siswa sedang memanjat menara setelah melaksanakan HUT Pramuka di Depan Kampus SMP Negeri 2 Pamarican
ATRAKSI DRUM BAND SMP NEGERI 2 PAMARICAN
Sebelum pelaksanaan Upacara HUT RI Peserta Didik SMP Negeri 2 Pamarican menampilkan Atraksi Drum Band
Wednesday, May 31, 2017
Al-Khulafa’u Ar-Rasyidμn Penerus Perjuangan Nabi Muhammad saw.
A.
Renungkanlah
Ketahuilah
bahwa al-Khulafa’u ar-Rasyidin artinya pemimpin yang diberikan
petunjuk oleh Allah Swt. Al-Khulafa’u ar-Rasyidin adalah
pengganti Rasulullah saw. Mereka berjumlah empat orang, yaitu Abu Bakar
as-Siddiq, Umar bin Khatab, ‘Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib
Tercatat dalam
sejarah peradaban manusia, bahwa al-Khulafa’u ar-Rasyidin adalah
pribadi-pribadi terbaik hasil didikan Rasulullah saw. Mereka telah teruji kehebatan
dan kepiawaiannya sebagai teladan dalam kepemimpinan untuk membangun peradaban
lslam yang lebih maju. Tidak ada pemimpin-pemimpin dunia saat ini yang menghasilkan
bangunan peradaban yang dapat disejajarkan dengan mereka.
Mereka memiliki
sifat-sifat terpuji yang patut menjadi teladan umat Islam zaman sekarang.
Pengabdiannya kepada agama tidak disangsikan lagi. Kepeduliaannya terhadap
sesama, membuat pribadi-pribadi ini dicintai oleh rakyatnya.
Kesemuanya itu
adalah orang-orang yang setia dengan Rasulullah saw. di saat susah maupun
senang. Mereka memiliki akhlak mulia karena mereka selalu meneladani akhlak
Rasulullah saw.
B.
Abu Bakar
as-Siddiq Bijaksana dan Tegas
Abu Bakar
As-Sidiq lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di Mekah dua
tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Nama aslinya adalah
Abdullah ibn Abu Kuhafah. Ia mendapat gelar as-Siddiq setelah masuk Islam.
Abu Bakar
diberi gelar oleh Rasulullah saw. “as-Siddiq”, artinya yang benar. Mengapa
beliau mendapat gelar seperti ini? Ketika itu, Rasulullah saw. melakukan Isra’
Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil
Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha dalam waktu
sepertiga malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah berupa
salat lima kali sehari semalam. Ketika berita ini disampaikan kepada orangorang
kafir Mekah, serentak orang-orang kafir Mekah tidak mempercayainya, bahkan mereka
menganggap bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan kebohongan. Akan tetapi, Abu
Bakar langsung membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.
Abu Bakar
as-Siddiq termasuk as-Sabiqìn al-awaalìn, yaitu orang-orang yang pertama masuk
Islam. Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya dikorbankan untuk
membela agama Islam yang pada saat itu masih belum
berkembang.
Dengan kegigihan dan keuletannya, beliau setia mendampingi Nabi Muhammad saw.
untuk selalu berdakwah mengajarkan ajaran Islam.
Abu Bakar
as-Siddiq selalu dicaci-maki oleh musuh-musuhnya gara-gara mengikuti agama
Islam. Akan tetapi, Abu Bakar tetap saja setia bahkan sampai pada saat
Rasulullah saw. mau hijrah, ia tetap setia mendampinginya, meskipun rintangan
yang dihadapinya sangat berat.
Abu Bakar
as-Siddiq sudah memberi contoh yang baik. Ia selalu mengorbankan jiwa dan
raganya hanya untuk kejayaan Islam. Ia juga patuh pada ajaran agamanya. Kita
yang sudah mengenal Islam sejak kecil, sejak sekolah taman kanak-kanak, sudah
diajari tentang salat, tentang berbuat baik, tentu sekarang tinggal
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus yakin jika kita dan
orang lain berbuat baik, niscaya dunia ini akan aman dan tenteram, tidak akan
ada lagi peperangan dan permusuhan.
Pada masa Abu
Bakar as-Siddiq menjadi Khalifah, program yang terkenal adalah:
1. Memerangi orang-orang yang keluar dari Islam
(murtad),
2. Memerangi orang-orang yang enggan membayar
zakat,
3. Memerangi orang-orang yang mengaku nabi (nabi
palsu).
C.
Umar bin Khatab
Tegas dan Pemberani
Umar bin Khatab
bin Nufail bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khatab adalah
salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. Yang juga adalah Khalifah kedua
setelah Abu Bakar Siddiq.
Umar dilahirkan
di kota Mekah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar
di kota Mekah saat itu. Ayahnya bernama Khatab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisy
dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi,
yaitu al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan
kebatilan.
Umar bin Khatab
adalah orang yang sangat berani sehingga ia dijuluki singa padang pasir.
Sebelum masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh orang-orang Islam karena
kebengisannya. Begitu juga ketika sudah masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh
musuhnya, yaitu orang-orang kafir.
Meskipun keras
kepala, tetapi hati beliau lembut. Ia keras terhadap orang-orang yang
mengingkari ajaran Islam atau orang-orang kafir, tetapi ia sangat lembut terhadap
orang-orang yang baik.
Ketika menjadi
pemimpin, ia selalu mendahulukan kepentingan orang banyak. Ia tidak pernah
mendahulukan kepentingan sendiri. Prinsipnya, lebih baik tidak makan dan tidur
di lantai dari pada makan enak dan tidur di istana sementara rakyatnya menderita.
Pada suatu
malam, hartawan Abdurrahman bin Auf dipanggil oleh Khalifah Umar bin Khatab
untuk diajak pergi ke pinggir kota Madinah. “Malam ini akan ada serombongan
kafilah yang hendak bemalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang,” kata
Khalifah Umar kepada Abdurrahman bin Auf.
“Lalu maksud
Anda bagaimana?’’ tanya Abdurrahman.
“Oleh karena
kafilah itu membawa barang dagangan yang banyak, maka kita ikut bertanggung
jawab atas keselamatan barang dari gangguan tangan-tangan usil. Jadi, nanti
malam kita bersama-sama harus mengawal mereka,’’ sahut Khalifah.
Ajakan itu
disambut gembira oleh Abdurrahman. Bahkan, dia sudah mempersiapkan jiwa-raganya
untuk berjaga semalam suntuk. Namun, apa yang terjadi di sana? Ternyata lain
dengan yang diduganya semula.
Ketika malam
telah mulai sepi, Khalifah Umar bin Khatab berkata padanya, ”Abdurrahman… kau
boleh tidur! Biarlah saya saja yang berjaga-jaga. Nanti kalau ada apa-apa kau
saya bangunkan”.
Suatu malam,
Auza’iy pernah memergoki Khalifah Umar masuk ke rumah seseorang. Ketika
keesokan harinya dia datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda
tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan bahwa tiap malam
ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Siapa
nama orang itu, janda tua itu sama sekali tidak tahu. Padahal orang yang tiap
malam datang ke rumahnya adalah Khalifah yang mereka kagumi.
Suatu malam,
Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota. Tiba-tiba, didengarnya rintihan
seorang wanita dari dalam sebuah kemah yang kumal. Ternyata yang merintih itu
seorang wanita yang akan melahirkan. Di sampingnya, suaminya kebingungan.
Pulanglah Khalifah ke rumahnya untuk membawa istrinya, Ummu Kulsum, untuk
menolong wanita yang akan melahirkan itu.Wanita yang ditolongnya itu pun tidak
tahu bahwa orang yang menolongnya adalah Khalifah Umar, Amirul Mu’min³n yang
mereka cintai.
D.
‘Utsman bin
‘Affan Baik Hati dan Dermawan
‘Utsman bin
‘Affan adalah sahabat Nabi yang termasuk al-Khulafau ar-Rasyidin yang ke-3
setelah Umar bin Khatab. Ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan pebisnis
yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonom yang diberikan olehnya
kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan zunnurain yang
berarti pemilik dua cahaya. Julukan ini didapat karena ‘Utsman bin ‘Affan telah
menikahi putri kedua dan ketiga Rasullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum.
‘Utsman bin
‘Affan tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya untuk kepentingan agama dan
masyarakat umum. Ia membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga
200.000 dirham yang setara dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu.
Sumur itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. ‘‘Utsman bin ‘Affan juga
memberi bantuan untuk memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah di
sekitarnya. Ia mendermakan 1.000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1.000
dirham sumbangan pribadi untuk Perang Tabuk yang nilainya sama dengan sepertiga
biaya ekspedisi tersebut. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Usman juga pernah
memberikan gandum yang diangkut dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin
yang menderita di musim kering.
E.
Ali bin Abi Thalib
Cerdas dan Sabar
Ali bin Abi Thalib
mempunyai nama asli Haydar (singa) bin Abu Thalib. beliau adalah seorang
pemeluk Islam pertama dan juga keluarga Nabi Muhammad saw. Ali adalah sepupu
Nabi Muhammad saw. dan menantunya setelah menikah dengan Fatimah.
Ali dilahirkan
dari pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Thalib. Kelahiran Ali banyak memberi
hiburan bagi Nabi Muhammad saw. karena beliau tidak punya anak laki-laki. Nabi Muhammad
saw. bersama istrinya, Khadijah, mengasuh Ali dan mengangkatnya sebagai anak.
Hal ini sekaligus untuk membalas jasa Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi sejak
beliau kecil hingga dewasa. Dengan demikian sejak kecil Ali sudah bersama dengan
Nabi Muhammad saw.
Pada usia remaja
setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Rasulullah. Beliau selalu
dekat Nabi karena menjadi anak angkatnya dan berlanjut menjadi menantunya.
Didikan langsung Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam menggemblengnya
menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani, dan sabar.
Setelah hijrah
dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya,
Fatimah. Nabi menimbang Ali yang paling tepat dalam banyak hal, seperti nasab
keluarga yang serumpun (Bani Hasyim) yang paling dulu mempercayai kenabian
Muhammad (setelah Khadijah).
Ali bin Abi Thalib
adalah salah seorang ilmuwan yang sangat cerdas. Rasulullah mengatakan “Anaa
madiinatul ‘ilm wa ‘aliyu babuha” (Saya adalah kota ilmu dan Ali adalah pintu
gerbangnya).
Sebagaimana
Khalifah Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah terakhir juga
memiliki sifat yang sama, cerdas dan tegas. Proses pergantian Khalifah dari ‘Utsman
bin Affan ke Ali bin Abi Thalib mengalami hambatan. Ada kelompok yang setuju
dan yang menentang. Dalam situasi genting seperti ini, Ali bin Abi Thalib tampil
dengan tegas sehingga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
timbul. Inilah kepiawaian Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Bacalah cerita
berikut ini!
Abu Bakar
as-Siddiq Meneruskan Kebiasaan Rasulullah saw.
Di sudut pasar
kota Madinah, ada seorang pengemis Yahudi buta. Kerjanya membujuk orang agar
tidak mendekati Nabi Muhammad saw. Dia menganggap bahwa Muhammad saw. itu orang
gila, pembohong, tukang sihir. Ia berkata: “Apabila kalian mendekatinya, maka
kalian akan dipengaruhinya.” Namun setiap pagi Nabi Muhammad saw. mendatangi si
Yahudi itu dan memberinya makanan.
Setelah
Rasulullah saw. wafat, Abu Bakar bertanya kepada Siti Aisyah: ”Anakku, adakah
kebiasaan suamimu yang belum aku kerjakan?”
Aisyah
menjawab, “Ayahku, engkau seorang ahli sunah dan hampir tidak ada satu
kebiasaan Nabi yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.”
“Apakah itu?” Setiap
pagi Rasulullah saw. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan
untuk seorang pengemis Yahudi.
Keesokkan
harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada
pengemis. Abu Bakar mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu
kepadanya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil
menghardik, “Siapakah kamu? “
Abu Bakar
menjawab, “Aku orang yang biasa mendatangi engkau.”
“Bukan! Engkau
bukan orang yang biasa datang ke sini!” bantah si pengemis buta itu. ”Orang
yang biasa mendatangiku selalu menyuapiku, tetapi terlebih dahulu dihaluskannya
makanan itu. Setelah itu, dia berikan kepadaku,” pengemis itu melanjutkan
perkataannya.
Abu Bakar
menangis sambil berkata, ”Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku
sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Rasulullah Muhammad
saw.” Seketika itu pengemis menangis dan akhirnya bersyahadat di hadapan Abu
Bakar, dan sejak hari itu Ia menjadi muslim.
(Sumber: Kisah
Penuh Hikmah, Anisa widiyarti)
Rangkuman
1. Al-Khulafau ar-Rasyidin
artinya pemimpin-pemimpin yang diberi petunjuk oleh Allah Swt.
2. Yang termasuk Al-Khulafau ar-Rasyidin
adalah; Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan,
dan Ali bin Abi Thalib.
3. Secara umum, sifat yang dimiliki oleh para Al-Khulafau ar-Rasyidin antara
lain amanah, istiqamah, jujur, cerdas, bertanggung jawab, dan selalu
menyampaikan kebenaran
4. Secara khusus sifat-sifat Al-Khulafau ar-Rasyidin
adalah sebagai berikut.
a. Abu Bakar as-Sidd3q bersifat tegas terhadap
orang yang mengaku nabi, tidak mau membayar zakat, dan orang murtad.
b. Umar bin Khatab bersifat
pemberani melakukan perluasan wilayah Islam.
c. Usman bin Affan bersifat dermawan. Banyak
membantu perjuangan Islam.
d. Ali bin Abi Thalib bersifat
cerdas. Ilmunya yang tinggi dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang
muncul.
( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )
Monday, May 29, 2017
Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan
A.
Renungkanlah
Rasulullah saw.
sangat sedih ketika menyaksikan kehidupan umat Islam di Mekah yang penuh dengan
ancaman dan teror dari orang-orang kafir. Semakin hari, teror dan ancaman itu
semakin bertubi-tubi. Rasulullah saw. berpikir harus ada jalan keluar untuk
mengatasi semuanya. Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan
pamannya, Abu °±lib, berpulang ke rahmatullah. Namun, perjuangan untuk
mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus berjalan, tidak boleh
berhenti. Bagaimana caranya?
Allah Swt.
sangat sayang kepada Rasulullah saw. dan kaum muslimin. Dalam situasi yang
sangat sulit dan mencekam tersebut Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw.
dan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah. Nabi Muhammad saw., pun akhirnya
hijrah dari Mekah ke Madinah. Benar, bermula dari peristiwa hijrah inilah
kejayaan dan kesuksesan Islam dimulai.
Ya, terkadang
kejayaan dan kesuksesan diawali dengan keprihatinan
B.
Sebab-Sebab
Rasulullah Hijrah
Setelah Nabi
Muhammad saw. berdakwah secara terang-terangan, hantaman dan siksaan dari kafir
Quraisy mulai meningkat. Berbagai cara dilakukan kafir Quraisy agar Nabi
Muhammad saw. tidak meneruskan dakwahnya.
Bertahun-tahun
Nabi Muhammad saw. menyerukan Islam di Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit
yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan
dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan
pamannya, Abu Thalib, berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir
bersamaan. Kehilangan kedua orang tersebut merupakan masalah serius bagi Nabi
Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah. Peristiwa sangat
menyedihkan ini kemudiaan disebut tahun duka cita (Amul huzni).
Di tengah
kesedihannya, Nabi Muhammad saw. Mengalami peristiwa luar biasa, yaitu Isra’
Mi’raj. Peristiwa itu terjadi setahun sebelum Hijrah ke Madinah, tepatnya
27 Rajab 621 M. Pada peristiwa itu Allah Swt. memperlihatkan tanda-tanda keagungan
dan kekuasaan-Nya sebagai penghibur bagi Nabi Muhammad saw. yang sedang dirundung
kesedihan. Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi
Muhammad saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat
5 waktu dalam sehari semalam.
Setelah Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad saw. meneruskan dakwahnya dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar
itu membuat kafir Quraisymenganggap Nabi Muhammad saw. telah melakukan
pembohongan. Usaha-usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya
terus digalakkan.
Setelah Allah
Swt. menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi Muhammad saw. pun melaksanakan Hijrah
ke Madinah
C.
Berita Gembira
dari Kota YaSrib
Awalnya, pada
tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yasrib dari Kabilah Khazraj yang
berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan tersebut, Nabi Muhammad saw. mengajak
mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan
menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam kepada
masyarakat Yasrib lainnya.
Pada tahun 621
M, seorang muslim Ya¡rib beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah
Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam orang tersebut masuk Islam
dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama Aqabah. Isi perjanjiannya:
“Kami tidak akan mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu yang lain. Kami
tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak. Kami tidak akan saling
memfitnah dan kami tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya,
pada 622 M, orang-orang Yasrib datang lagi dengan maksud mengadakan perjanjian
Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Yasrib.
Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yasrib dan Nabi Muhammad saw. yang
didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi
jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak. Dalam dua kali
perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah
siap berkembang pesat di Yasrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw.
memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yasrib dengan sembunyi-sembunyi.
Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin
Abi Thalib.
Rencana hijrah
Nabi Muhammad saw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya
merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir
Islam akan berkembang di Yasrib. Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung
rumah
Nabi Muhammad
saw. karena khawatir akan lari. Pada malam itu pula. Nabi Muhammad
saw. membisikkan
kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat
tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. Berhasil keluar dari rumahnya
dengan selamat.
Tidak lama
setelah Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan
masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka
hanya mendapatkan Ali bin Abi °±lib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak
percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya karena
pertolongan Allah Swt.
D.
Perjalanan
Hijrah Rasulullah saw.
Menjelang larut
malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah.
Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak
ke arah selatan menuju Gua ¤ur. Jalan yang ditempuh oleh mereka adalah jalan
yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda
Quraisy yang mengejar tidak menyangka mereka mlalui jalan itu.
Dalam
perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua ¢ur selama tiga hari
tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu
selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya, Aisyah dan Asma, dan pembantu
mereka ‘Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah adalah mencari informasi tentang
rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan
informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta ayahnya.
Pada hari
ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang, mereka
berangkat dan melanjutkan perjalanan dengan perbekalan yang diberikan oleh
putrinya. Supaya aman dalam perjalanan, Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar
mengambil jalan yang tidak pernah dilalui manusia. Abdullah bin Uraiqit dari
Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Keduanya membawa Nabi Muhammad saw.
dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di
dekat pantai Laut Merah.
Nabi Muhammad
saw. dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu sepanjang malam dan siang
berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka pedulikan kesulitan dan rasa lelah.
Mereka hanya percaya bahwa Allah Swt. akan menolong mereka.
Orang Quraisy
mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup
atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat
pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi
Muhammad saw. dan Abu Bakar. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi
tempat yang dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw. beserta kedua
temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap bekal
yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar.
Setiap kali
Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur.
Hal itu berulang sampai empat kali. Suraqa yang percaya kepada dewa berpikir bahwa
itu adalah pertanda buruk sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke
Mekah.
Selama tujuh
hari terusmenerus mereka berjalan. Mereka hanya beristirahat di bawah panas
membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan
padang pasir. Hanya karena adanya ketenangan hati kepada Allah Swt. membuat
hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Mereka selalu yakin bahwa Allah
Swt. akan selalu bersama mereka.
Di tengah
perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba’, sebuah desa yang
terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid.
Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana
selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada hari
Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin
Auf tepat pada waktu salat Jumat. salat-lah beliau di sana.
Inilah salat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun merupakan khotbah
yang petama.
Nabi Muhammad saw.
dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau
telah dinanti-nanti masyarakat Madinah. Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw.
dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui
Nabi Muhammad saw., lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi
Muhammad saw. dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah
untuk keperluan penyambutan itu. “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah
kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur atas ajakannya kepada
Allah Swt. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu
yang wajib ditaati.” Itulah
syair
penyambutan Nabi Muhammad saw. di Madinah.
E.
Dakwah Nabi
Muhammad saw. di Madinah
Setelah sampai
di Madinah, Nabi Muhammad saw. mulai membuat program kerja dan melaksanakannya
seperti yaitu membangun masjid, mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar,
dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.
Langkah
pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh umat
Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah masjid berdinding bata, berkayu
batang kurma, dan beratap daun kurma.
Masjid yang
dibangun Rasulullah saw. bersama-sama kaum Muhajirin dan Ansar tidak
hanya berfungsi untuk salat semata,
akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi masjid
pada zaman Nabi adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang
perkembangan Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan
setelah Rasulullah dipilih sebagai pemimpin di Madinah. Seluruh aktivitas
masyarakat Madinah dipusatkan di masjid. Itulah fungsi masjid yang sebenarnya
sudah dibangun oleh Rasulullah saw. Bagaimana
dengan masjid sekarang? Apakah hanya berfungsi sebagai tempat salat belaka?
Kalian harus bisa memfungsikan masjid di tempat tinggal kalian, termasuk masjid
sekolah sebagaimana fungsi masjid pada zaman Nabi Muhammad saw.
Langkah berikut
Nabi Muhammad saw. adalah mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan
Ansar. Muhajirin adalah orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah, sedangkan Ansar
adalah orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Setiap orang Ansar
mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan
saudaranya tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah
tersebut. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:
No
|
Muhajirin
|
Ansar
|
1.
|
Abu
Bakar
|
Kharijah
bin Zuhair
|
2.
|
Umar
bin Khatab
|
Itban
bin Malik
|
3.
|
Bilal
bin Rabah
|
Abu
Ruwaihah
|
4.
|
Amir
bin Abdillah
|
Sa’ad
bin Muadz
|
5.
|
Abdul
Rahman bin Auf
|
Sa’ad
bin Rabi
|
6.
|
Zubair
bin Awwam
|
Salamah
bin Salamah
|
7.
|
Usman
bin Affan
|
Aus
bin tsabit
|
8.
|
Thalhah
bin Ubaidillah
|
Ka’ab
bin Malik
|
9.
|
Abu
Huzaifah bin Utbah
|
Ubbah
bin Bisyr
|
10.
|
Ammar
bin Yasir
|
Huzaifah
bin Al Yaman
|
Langkah ini
mendapat simpati seluruh lapisan masyarakat Madinah. Orangorang Muhajirin
merasa nyaman dan tenteram, meskipun bukan tinggal di rumah sendiri. Mereka
melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong
sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan.
Selanjutnya,
Nabi Muhammad saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum muslimin
dan orang-orang nonmuslim di Madinah, yang kemudian disebut “Piagam Madinah”.
Adapun isi piagam Madinah antara lain:
1. Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut
serta dalam peperangan.
2. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama
kaum muslimin.
3. Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka,
dan demikian pula dengan kaum muslimin.
4. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah
di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong
menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa
saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan
atau kedhaliman.
7. Kota Madinah dipertahankan bersama dari
serangan pihak luar.
8. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya
kecuali bagi yang berbuat jahat
Perlu diketahui,
bahwa di Madinah tidak hanya orang-orang Islam saja yang tinggal, tetapi di
sana terdapat pula orang-orang nonmuslim. Agar terjadi hubungan yang harmonis,
saling menghormati, toleransi, dan menjaga lingkungan di Madinah, maka harus
ada kesepakatan bersama. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai
undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup,
antara lain, perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, dan gotong
royong.
Dengan
program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi
daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga terkenalah
dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).
Bacalah
Cerita berikut ini
Teguran
yang tidak Menyakitkan
Suatu
hari, Nabi Muhammad saw. sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya sambil
menunggu saat £alat tiba. Tiba-tiba para sahabat datang. Mereka baru
pulang dari pesta makan daging. Terciumlah bau yang kurang sedap dalam majelis
itu. Rasulullah saw. menyadari bahwa bau itu disebabkan oleh uap napas
seseorang akibat makan daging yang berlebihan. Rasulullah saw. juga menyadari
bahwa orang yang bersangkutan akan malu kalau
ketahuan.
Mengingat sebentar lagi akan melaksanakan £alat berjamaah dan kalau
orang yang mengeluarkan bau kurang sedap itu beranjak pergi berwu«u, akan
ketahuanlah sumber bau kurang sedap itu berasal darinya. Tentu dia bisa malu.
Beliau menginginkan pelaku merasakan kesalahannya itu tanpa diketahui oleh
banyak orang.
Rasulullah
saw. melepaskan pandangannya kepada semua yang hadir seraya memerintahkan.
“Siapa
yang makan daging hendaknya berwu«u”! “Semua memakan daging ya Rasulullah”
jawab para sahabat.
“Kalau
begitu, berwu«u kalian semua.”
Mereka
bangkit pergi berwu«u’, termasuk orang yang menjadi sumber datangnya bau
kurang sedap itu. Orang ini telah diselamatkan dari rasa malu, berkat
kecerdikan dan kelembutan akhlak Rasulullah saw.
Demikianlah
keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad saw. Dalam memperhitungkan tindakan sampai
sekecil-kecilnya agar tidak melukai perasaan orang dan kehormatan orang lain.
(Sumber:
Al-Thabaqat al-Saniyyat fi Tajarun al-Hanafiyat, Taqiyyuddin bin Abdul Qadir
al-Tammii Al-Islam)
Rangkuman
1. Hijrah artinya pindah. Hijrah Rasul artinya
perpindahan Rasulullah saw. beserta sahabatnya dari Mekah ke Madinah.
2. Cara meneladani Rasulullah saw. adalah
memahami bagaimana beliau bisa menyatukan penduduk di Madinah dengan berbagai
macam keyakinan. Membuat suatu kebijakan di mana seluruh kelompok tidak ada
yang tersinggung dan tersakiti.
3. Penyebab Nabi Muhammad saw. hijrah adalah:
a. karena atas perintah Allah Swt.,
b. karena serangan kafir Quraisy Mekah yang
semakin meningkat,
c. karena ada harapan baru untuk mengembangkan
Islam di Madinah.
4. Muhajirin adalah
orang-orang Mekah yang hijrah, sedangkan Ansar adalah orang-orang
Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin.
5. Yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah
adalah:
a. membangun masjid,
b. mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan
kaum An£ar,
c. membuat perjanjian dengan penduduk Madinah. 6.
Perjuangan Rasullulah saw. di Madinah dalam rangka mempersatukan umat Islam
dengan umat yang lain adalah membuat perjanjian yang sangat monumental yang
disebut perjanjian Madinah atau Piagam Madinah.