A.
Renungkanlah
اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الْاِيْمَانِ (
رواه البخارى )
Kebersihan
itu sebagian dari iman.” (H.R. Muslim).
Hadis tersebut menegaskan betapa pentingnya
kebersihan bagi orang yang beriman. Orang akan disebut beriman kalau ia peduli
dengan kebersihan.
Kebersihan
merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak akan terwujud kenyamanan tanpa adanya kebersihan. Kebersihan
di sini meliputi: diri sendiri, pakaian, lingkungan dan yang lainnya.
Islam
menaruh perhatian sangat tinggi pada masalah kebersihan atau kesucian, baik
kebersihan dari najis maupun kebersihan dari hadas.
Pada
bagian ini kalian akan mempelajari tentang ketentuan-ketentuan dari kebersihan
itu.
Sebelum
belajar tentang taharah, coba amati perilaku hidup bersih yang kalian
alami sehari-hari. Kemudian presentasikan hasil pengamatan kalian di depan
kelasmu!
B.
Ingin Tahu tentang taharah
Tahukah kalian apa itu taharah? Apakah
kalian sudah terbiasa melakukan taharah? taharah artinya bersuci
dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yg menjadi sebab terhalangnya
seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt. sedangkan hadas adalah keadaan
tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh £alat ,
tawaf, dan lain sebagainya.
Apa saja
yang harus dibersihkan?. Semua harus dibersihkan, termasuk badan, pakaian,
tempat dan lingkungan yang menjadi tempat segala aktivitas kita. Lebih-lebih
tempat yang kita gunakan untuk melaksanakan ibadah £alat . Lokasi ibadah
ini harus suci dari najis dan bersih dari segala kotoran pasti akan
menjadi lebih sempurna dan bermakna.
Taharah meliputi 2 hal yaitu: taharah dari najis
dan taharah dari hadas. Taharah dari najis maksudnya
adalah membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu
najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugalazah.
Najis
mukhaffafah adalah najis yang ringan, seperti
air seni bayi laki-laki yang belum
berumur
dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara menyucikannya
sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada
permukaan yang terkena najis.
Najis
mutawassitah adalah najis pertengahan. Contoh najis
jenis ini adalah darah, nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan
sebagainya. Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyah dan
najis ‘ainiyyah. Najis hukmiyyah diyakini adanya tetapi tidak
nyata wujudnya (zatnya), bau dan rasanya. Cara menyucikannya adalah
cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan najis
‘ainiyyah adalah najis yang tampak wujudnya (zat-nya) dan
bisa diketahui melalui bau maupun rasanya. Cara menyucikannya adalah dengan
menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.
Najis
mugala«ah adalah najis yang berat. Najis ini
bersumber dari anjing dan babi. cara menyucikkannya melalui beberapa tahap,
yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali. Satu kali diantaranya menggunakan
air yang dicampur dengan tanah.
Nah,
kalian sudah mengetahui cara bersuci dari najis. Selanjutnya, bagaimana cara
bersuci dari hadas? Hadas ada dua macam, yaitu hadas kecil
dan hadas besar.
Kita
terkena hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari 4 hal,
yaitu:
1. Keluar
sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur,
2. Hilang
akal (contoh tidur),
3. Bersentuhan
kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim, dan
4. Menyentuh
qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan.
Cara
menyucikan hadas kecil dengan ber-wu«u. Apabila tidak ada air
atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum.
Bagaimana dengan hadas besar? Kita terkena
hadas besar apabila mengalami/ melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:
1. Berhubungan
suami istri (setubuh),
2. Keluar
mani,
3. Haid
(menstruasi),
4. Melahirkan,
5. Nifas,
dan
6. Meninggal
dunia.
Cara
menyucikannya adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal,
maka bisa dengan tayammum.
Masalah hadas besarbagi perempuan menjadi
sangat penting dan menarik untuk dipelajari. Perempuan mengalami peristiwa
khusus yang tidak dialami oleh seorang laki-laki. Seorang perempuan mengalami
peristiwa haid, nifas, dan terkadang istihadah. Semakin penasaran, bukan?
Jawabannya dapat kalian temukan pada penjelasan berikut ini. Darah yang keluar
dari rahim perempuan ada beberapa macam. Ada yang dinamakan haid, nifas, dan istihadah.
Pertama darah haid, yaitu darah yang keluar
pada perempuan saat kondisi sehat. Adapun ciri-ciri secara umum adalah kental,
hangat, baunya kurang sedap, hitam, merah tua, kemudian berangsur-angsur
menjadi semakin bening. Kalau kamu sudah mengalami haid, maka bersyukurlah. Itu
artinya organ-organ kewanitaanmu sudahm berfungsi secara normal.
Kapan perempuan mengalami haid?
Sebagian
perempuan ada yang sudah mengalami haid saat mulai berumur 9 tahun. Namun,
rata-rata mereka mengalaminya pada usia belasan tahun.
Berapa lama masanya haid?
Masa haid
minimal adalah sehari semalam, biasanya 6 atau 7 hari, dan paling lama
adalah 15 hari. Kalau setelah 15 hari darah masih terus keluar, maka darah itu
merupakan darah istihadah (penyakit). Apabila kalian ada yang mengalami kondisi
ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Perlu diingat bahwa perempuan yang sedang haid
tidak boleh melaksanakan salat , puasa, membaca dan menyentuh/memegang al-Qur’an,
tawaf, berdiam diri di masjid, berhubungan suami istri, dan cerai dari suami.
Kedua darah nifas, yaitu darah yang keluar
sesudah melahirkan, setelah kosongnya rahim dari kehamilan, meskipun hanya
segumpal darah. Sedikit atau banyaknya darah nifas juga bervariasi. Ada
yang hanya satu tetes, keluar sehari, atau dua hari. Rata-ratan perempuan
mengeluarkan darah nifas selama 40-an hari, dan paling lama 60 hari. Adapun cara
mandi wajib untuk perempuan yang nifas sama sebagaimana mandinya haid.
Ketiga darah istihadah, yaitu darah yang keluar
tidak pada hari-hari haid dan nifas karena suatu penyakit. Darah istihadah
ada empat macam yaitu:
1. Keluar
kurang dari masa haid;
2. Keluar
lebih dari masa haid;
3. Keluar
sebelum usia haid atau setelah masa menopause;
4. Keluar
lebih lama dari maksimal masa nifas.
Seorang
perempuan yang mengeluarkan darah istihadah tetap harus melaksanakan kewajiban salat
dan puasa. Apabila hendak salat maka bersihkan darah itu, pakailah pembalut,
kemudian ambillah air wudu.
C.
Bagaimana Cara taharah?
Tata cara taharah dari najis sudah dijelaskan
di awal bab ini, sedangkan tata cara taharah dari hadas meliputi: mandi wajib,
wudu dan, tayammum. Adapun sarana yang dapat digunakan untuk taharah, yakni:
air, debu, dan batu.
Pada
umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang bisa dipakai untuk
bersuci adalah air yang suci sekaligus menyucikan. Air jenis ini merupakan air
yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit,
seperti air sumur, air sungai, air hujan, air laut, air danau, air embun, air salju,
dan sebagainya.
Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci tata
cara taharah dari hadas.
1. Mandi
Wajib
Mandi
wajib adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering disebut juga
mandi janabat/ junub. Adapun cara mandi wajib adalah sebagai berikut.
a. Niat
mandi untuk menghilangkan hadas besar. jika dilafalkan maka bacaanya
sebagai berikut :
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ
الْاَكْبَرِ فَرْضًالِلّٰهِ تَعَالَى
“Saya niat mandi menghilangkan hadas besar
karena Allah ta’ala”.
b. Menghilangkan
najis apabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah.
c. Membasahi
seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pada saat mandi wajib,
kita juga disunahkan untuk mambaca basmalah, mencuci kedua tangan sebelum
dimasukkan ke dalam bejana, ber-wu«u terlebih dahulu, mendahulukan yang
kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.
2. Wudu
Wudu adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadas
kecil. Adapun tata cara wudu adalah sebagai berikut.
a. Niat
dalam hati, jika dilafalkan maka bacaannya sebagai berikut :
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ
الْحَدَثِ الْاَصْغَرِ فَرْضًالِلّٰهِ تَعَلَى
“Saya niat wudu menghilangkan hadas kecil
karena Allah ta’ala”.
b. Disunahkan
mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung.
c. Membasuh
muka.
d. Membasuh
kedua tangan sampai siku.
e. Mengusap
kepala.
f. Disunahkan
membasuh telinga.
g. Membasuh
kaki sampai mata kaki.
h. Tertib
(dilakukan secara berurutan).
i. Berdoa
setelah wu«u.
3. Tayammum
Apakah tayammum itu? Tayammum adalah pengganti
wu«u atau mandi wajib.
Hal ini dilakukan sebagai rukh¡ah (keringanan)
untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (‘u©ur).
Untuk lebih mudah memahaminya bacalah ilustrasi berikut ini.
Suatu
ketika, kita sedang memiliki hadas kecil atau besar. Sementara kita
harus segera £alat. Namun, pada saat itu tidak tersedia air atau tidak
bisa menggunakan air karena sesuatu hal. Nah, solusinya adalah tayammum dengan
menggunakan debu yang suci. Tidak sulit, bukan?
Jadi, tayammum dilakukan dengan menggunakan
sarana debu yang suci. Debu ini digunakan sebagai pengganti air. Apabila kita
berada di dalam pesawat atau kendaraan, debu yang digunakan untuk tayammum
cukup mengusap debu yang ada di dinding pesawat atau kendaraan.
Cara ini boleh dilakukan jika:
a. Tidak
ada air dan telah berusaha mencarinya.
b. Berhalangan
menggunakan air, misalnya karena sakit.
c. Telah
masuk waktu £alat .
Ber-tayammum
itu mudah, caranya adalah sebagai berikut.
a. Niat
(untuk dibolehkan mengerjakan £alat );
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ
الصَّلَاةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
“Aku niat bertayammum untuk dapat
mengerjakan £alat, karena Allah ta’ala”.
b. Mengusap
muka dengan tanah (debu yang suci);
c. Mengusap
tangan kanan hingga siku-siku dengan debu;
d. Mengusap
tangan kiri hingga siku-siku dengan debu
Gambar 3.6. Meletakkan kedua telapak
tangan pada debu/tanah
Gambar 3.7. Mengusapkan tanah atau debu
ke muka
Gambar 3.8. Mengusapkan tanah ke tangan
kanan sampai siku
Gambar 3.9. Mengusapkan tanah ke tangan
kiri sampai siku
D.
Hikmah taharah.
Betapa
pentingnya bersuci (taharah) dalam kehidupan kita, baik dari najis
maupun dari hadas. Bersuci memiliki keutamaan dan manfaat yang luar
biasa. Keutamaankeutamaan itu, antara lain:
1. Orang
yang hidup bersih akan terhindar dari segala macam penyakit karena kebanyakan
sumber penyakit berasal dari kuman dan kotoran.
2. Rasulullah
saw. bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wudu akan bersinar wajahnya
kelak saat dibangkitkan dari kubur.
3. Dapat
dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Rasulullah
saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada ungkapan bijak
pula yang mengatakan ”kebersihan pangkal kesehatan”.
5. Kebersihan
akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.
Bacalah cerita berikut!
Penjual Bunga Cempaka
Seorang nenek penjual bunga cempaka setiap hari
berjalan jauh ke pasar di kota untuk berjualan. Selepas berjualan, dia singgah
dulu ke masjid untuk salat zuhur.
Selepas berdoa, nenek itu membersihkan
sampah dedaunan yang berserakan di halaman masjid. Ini dilakukannya setiap hari
di bawah terik matahari. Setelah semua daun dibersihkan barulah dia pulang ke
desanya. Pengurus masjid kasihan melihat kebiasaan nenek itu.
Suatu hari, pengurus masjid memutuskan
untuk membersihkan daun yang berserakan di halaman masjid sebelum nenek itu
datang. Mereka pikir usaha itu akan membantu si nenek agar tidak perlu bersusah
payah membersihkan halaman masjid itu. Rupanya, niat baik itu malah membuat
nenek tersebut sedih dan akhirnya menangis.
Dia bermohon supaya dia terus diberi
kesempatan membersihkan halaman masjid seperti biasa.
Akhirnya, pihak masjid terpaksa membiarkan
situasi berjalan seperti biasa supaya nenek itu tidak lagi mengiba.
Suatu ketika, seorang kyai bertanya mengapa si
nenek melakukan hal tersebut?.
“Saya ini perempuan bodoh, Kyai. Saya tahu,
amal-amal saya yang kecil ini mungkin juga tidak benar. Saya tidak mungkin
selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Rasulullah saw. Setiap kali mengambil
selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah saw. Kelak jika saya
mati, saya ingin Rasulullah saw. menjemput saya. Biarlah semua dedaunan ini bersaksi
bahwa saya telah membacakan selawat kepadanya.”
“Sesungguhnya Allah dan malaikat
bersalawat kepada nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawat salamlah
kepadanya. (Q.S. al-Ahzab/33: 56)
Rasulullah saw. bersabda: “Tidak seorang
pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku
sehingga aku bisa menjawab salam itu.” ( H.R. Abu Dawud).
Mudah-mudahan kita dapat sama-sama menghayati
keikhlasan sifat nenek yang mulia itu. Amin!
(Sumber: Hiburan Orang-orang S±lih, 101
Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah).
Rangkuman
1. taharah
artinya bersuci, baik dari najis maupun dari hadas.
2. Darah
yang keluar dari rahim perempuan yang menyebabkan hadas besar adalah haid, wiladah
(melahirkan), dan nifas.
3. Tayammum
adalah mengusap kedua tangan dengan debu yang suci. Tayammum adalah pengganti
wu«u dan mandi wajib dengan syarat-syarat tertentu.
4. Rukun
Tayammum: niat, mengusap muka dengan tanah, mengusap kedua tangan sampai
siku-siku dengan tanah, tertib.
5. Mandi
wajib (junìb/jan±bat) adalah mengalirkan air yang suci ke seluruh badan disertai
dengan niat untuk menghilangkan hadas besar.
6. Rukun
mandi wajib adalah niat dan mengalirkan air ke seluruh badan sampai rata.
7. Istinja
adalah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil. Istinj± bisa
dilakukan dengan air atau batu.
8. Kita
harus senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian di mana dan kapan pun. Baik
suci dari najis, maupun suci dari hadas.
( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )
( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )
0 comments:
Post a Comment