SMPN 2 Pamarican

Thursday, May 25, 2017

Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqamah




A.    Renungkanlah

Sering kita melihat di tengah-tengah masyarakat, seseorang yang ketika diberi kepercayaan oleh orang lain, lalu mengkhianati amanah tersebut. Ketika diberikan kepercayaan untuk menjadi ketua panitia, ia tidak menjalankannya dengan maksimal. Ketika diberikan kepercayaan untuk mengelola uang, ia menyalahgunakannya untuk kepentingan lain. Masih banyak lagi perilakuperilaku tidak amanah yang sering kita lihat di masyarakat. Akibat dari perilaku tersebut, banyak pihak-pihak yang dirugikan.

Kita sering pula menyaksikan perilaku orang yang tidak konsisten  (istiqamah) dalam melakukan kegiatan. Ketika ditugasi oleh guru, orang tersebut tidak menyelesaikannya. Hal lain, misalnya, melalaikan kewajiban sebagai seorang muslim seperti salat tepat waktu. Perilaku tidak konsisten ini juga akan merugikan si pelaku. Ada ungkapan:“siapa giat pasti dapat”. Ungkapan ini mengisyaratkan agar kita selalu istiqamah dalam mengerjakan sesuatu. Yakinkah kalian bahwa orang yang giat pasti dapat? Buktikan kalau kalian hebat!

B.    Mari Berperilaku Jujur

Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sebenarnya.

Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Kata hati nurani adalah sesuatu yang murni dan suci. Hati nurani selalu mengajak kita kepada kebaikan dan kejujuran. Namun, kadang, kita enggan mengikuti hati nurani. Bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai hati nurani, maka itulah yang disebut dusta. Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah yang dinamakan bohong. Dusta atau bohong merupakan lawan kata jujur.

Mengapa kita harus jujur?

Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang. Agar tidak ada yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi, kita harus jujur. Jadi, untuk kehidupan yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi:

عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَلَ : اِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ وَاِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى اِلَى الْجَنَّةِ ... ( رواه البخاري )

“Dari Abdullah ibn Mas’ud r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga...” (H.R. Bukhari).

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kejujuran itu mahal”. Ya, kejujuran memang sangat mahal karena berkata jujur itu terkadang sangat berat. Akan tetapi, agar dapat dipercaya orang, kita harus jujur. Rasulullah saw. telah memberi contoh nyata kepada kita. Pada masa jahiliyah sangat sulit mencari orang yang jujur. Dengan kejujuran Rasulullah saw. menjadi orang yang paling terpercaya. Beliau mendapat gelar al-Amin (dapat dipercaya) dari bangsa Quraisy.

Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati jadi was-was.

Akan tetapi kadangkala, ada orang yang tidak suka dengan kejujuran. Hal ini dapat terjadi kalau orang itu akan terganggu oleh kejujuran kita itu. Meskipun demikian jangan takut dan risau karena lebih banyak pihak yang mendukung kejujuran.

Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam. Seharusnya sifat jujur juga menjadi identitas seorang muslim. Katakan bahwa yang benar itu adalah benar dan yang salah itu salah. Jangan dicampuradukkan antara yang hak dan yang batil. Allah Swt. berfirman:

وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٤٢)

“Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya”. (Q.S. al-Baqarah/2:42)

Hikmah atau manfaat dari perilaku jujur adalah:
1. mendapatkan kepercayaan dari orang lain,
2. mendapatkan banyak teman, dan
3. mendapatkan ketentraman hidup karena tidak memiliki kesalahan terhadap oranglain.

C.    Mari Berperilaku Amanah

1. Apakah Amanah itu?

Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti salat, zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya.

Amanah berkaitan erat dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menjaga amanah itu penting. Kalau kalian setuju dengan pernyataan ini, mulai sekarang kalian harus berlatih untuk menjaga amanah. Kalian harus berlatih untuk bertanggung jawab. Untuk berlatih tidak sulit. Mulailah dari menjaga amanah yang kecil-kecil, seperti bertanggung jawab saat piket kebersihan. Kalian belajar dan sekolah dengan sungguh-sungguh. Itu juga bagian dari menjaga amanah. Melaksanakan ibadah salat juga bagian dari menjaga amanah dari Allah Swt.

Ternyata, tanpa disadari kalian sudah mulai berlatih menjaga amanah. Siapa tahu kelak di antara kalian ada yang mendapat amanah untuk menjadi seorang pemimpin. Jika kalian berlatih mulai dari sekarang, pada saat menjadi pemimpin tentu tidak sulit untuk menjaga amanah.

Rasulullah saw. bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم كُلًّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَاالْأَمِيْرُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ ( رواه البخارى ومسلم )

“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda:“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya...” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Nah, sekarang saatnya kalian mengetahui macam-macam bentuk am±nah. Amanah itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a.  Amanah terhadap Allah Swt. Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah swt. berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٢٧)

”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”.(Q.S. al-Anfal/8:27).

Contoh amanah kepada Allah Swt., yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangnya. Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt. Untuk mengabdi kepada-Nya? Orang yang mengabdi kepada-Nya berarti telah memenuhi amanah-Nya. Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya berarti telah mengingkari am±nah-Nya.

b.  Amanah terhadap sesama manusia. Amanah ini meliputi hak-hak antar sesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, maka kita harus menyampaikannya kepada yang berhak. Allah Swt. Berfirman

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا ... (٥٨)

“Sesungguhnya Allah Swt. menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya...”.(Q.S. an-Nisa’/4:58)

c.  Amanah terhadap diri sendiri. Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt. berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (٨)

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya”(Q.S. al-Mu’minμn/23:8)

2. Hikmah Perilaku Amanah

Orang yang berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada diri sendiri. Begitu juga sikap am±nah memiliki dampak positif bagi diri sendiri. Di antara hikmah am±nah adalah sebagai berikut.

a. Dipercaya orang lain, ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin hubungan atau berinteraksi antara sesama manusia.
b. Mendapatkan simpati dari semua pihak, baik kawan maupun lawan.
c. Hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt.

3. Perilaku Am±nah dalam Kehidupan Sehari-hari

Perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan melalui kegiatankegiatan sebagai berikut.

a. Menjaga titipan dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Apabila kita dititipi sesuatu oleh orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau barang-barang lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik. Pada saat barang titipan tersebut diambil oleh pemiliknya, kita harus mengembalikannya seperti semula.
b. Menjaga rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia pribadi, rahasia keluarga, rahasia organisasi, atau rahasia negara, maka kita wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain.
c. Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Apabila kita diberi jabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga amanah tersebut. Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok termasuk perbuatan yang melanggar amanah.
d. Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan sebagainya. Semua nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umat manusia adalah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

D.    Mari Berperilaku Istiqamah

1. Pengertian Istiqamah

Istiqamah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam makna yang luas, istiqamah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.

Seseorang yang mempunyai sifat istiqamah bagaikan batu karang yang berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikit pun, meskipun dihantam oleh gelombang yang sangat besar.

Istiqamah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita sebagai pelajar. Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberikan contoh yang baik kepada siapa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (١٣)

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati”. (Q.S. al- Ahqaf/46:13)

Ayat di atas menjelaskan sikap orang-orang istiqamah, yaitu menepati dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya. Orang yang semacam itu tidak perlu khawatir terhadap diri mereka di hari kiamat karena Allah Swt. Menjamin keselamatan mereka.

2.   Hikmah Perilaku Istiqamah

Di antara hikmah perilaku istiqamah adalah sebagai berikut.
a. Orang yang istiqamah akan dijauhkan oleh Allah Swt. dari rasa takut dan sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
b. Orang yang istiqamah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia tekun dan ulet.
c. Orang yang istiqamah dan selalu sabar serta mendirikan £alat akan selalu dilindungi oleh Allah swt.

3. Perilaku Istiqamah dalam Kehidupan Sehari-hari

Perilaku istiqamah dapat diwujudkan melalui kegiatan:
a. selalu menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan apa pun dan di mana pun;
b. melaksanakan salat tepat pada waktunya;
c. belajar terus-menerus hingga paham;
d. selalu menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun di masyarakat;
e. selalu menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa atau dibebani.

Bacalah cerita berikut!

Sifat Amanah dalam Jual Beli

Muhammad Ibnu al-Munkadir memiliki toko busana dengan berbagai jenis gaun yang harganya mahal, mulai dari yang lima sampai sepuluh dirham.

Suatu ketika, Muhammad Ibnu al-Munkadir pulang ke rumah. Toko dijaga oleh pelayannya. Saat ada konsumen toko yang mau membeli gaun yang sebenarnya harganya lima dirham, pelayan itu malah menjualnya dengan harga sepuluh dirham.

Ketika hal itu diketahui oleh Muhammad Ibnu al-Munkadir, ia segera mencari si pembeli sampai waktu yang cukup lama. Ketika bertemu dengan si pembeli gaun itu, Muhammad Ibnu al-Munkadir berkata, “Pelayanku telah salah jual. Ia menjual baju kepada Anda dengan harga sepuluh dirham. Padahal harganya hanya lima dirham.”

Si pembeli itu berkata, “Tidak apa-apa Tuan, saya rela kok.”

Ibnu al-Munkadir menjawabnya, “Ya, Anda rela, tetapi aku tidak rela sampai kita sama-sama rela. Anda pilih salah satu dari tiga usulan saya! Anda ambil baju yang senilai sepuluh dirham atau aku kembalikan uang Anda yang lima dirham itu atau Anda kembalikan baju milik kami dan Anda menerima dirham milik Anda.”

Lelaki itu menimpali, “Berikan kembalian lima dirham milikku saja.”

Muhammad Ibnu al-Munkadir segera memberikan lima dirham milik lelaki itu kemudian segera pulang. Lelaki Badui itu segera bertanya, “Siapakah orang tadi?”

“Ia adalah Muhammad Ibnu al-Munkadir.” Laki-laki Badui itu kembali berkata, “Laa ilaaha illallaah, orang inilah yang kami cari-cari di padang sahara sana bila kami kelaparan.”

(Sumber:100 Kisah Teladan Tokoh Besar, Muhammad Sa‘id Mursi & Qasim Abdullah Ibrahim).

Rangkuman

1. Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya.
2. Hikmah atau manfaat perilaku jujur adalah akan dipercaya orang lain dan mendapatkan banyak teman.
3. Hidupnya tenteram karena tidak memiliki kesalahan dengan orang lain.
4. Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya).
5. Amanah ada tiga macam, yaitu: amanah terhadap Allah Swt. Amanah terhadap sesama manusia, dan am±nah terhadap sendiri.
6.  Amanah dapat diwujudkan melalui perbuatan, seperti menjaga titipan, rahasia, tidak menyalahgunakan jabatan, menunaikan kewajiban dengan baik, dan memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt.
7. Istiqamah berarti tegak, lurus, tekun, dan ulet.
8. Istiqamah dapat diwujudkan melalui perbuatan:selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, melaksanakan salat tepat waktu, belajar secara terus menerus, selalu menaati peraturan yang ada di sekolah, dan selalu menjalankan kewajiban.

( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )

0 comments:

Post a Comment