SMPN 2 Pamarican

Friday, May 26, 2017

Semua Bersih, Hidup Jadi Nyaman



A.   Renungkanlah

اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الْاِيْمَانِ ( رواه البخارى )

Kebersihan itu sebagian dari iman.” (H.R. Muslim).

Hadis tersebut menegaskan betapa pentingnya kebersihan bagi orang yang beriman. Orang akan disebut beriman kalau ia peduli dengan kebersihan.

Kebersihan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Tidak akan terwujud kenyamanan tanpa adanya kebersihan. Kebersihan di sini meliputi: diri sendiri, pakaian, lingkungan dan yang lainnya.

Islam menaruh perhatian sangat tinggi pada masalah kebersihan atau kesucian, baik kebersihan dari najis maupun kebersihan dari hadas.

Pada bagian ini kalian akan mempelajari tentang ketentuan-ketentuan dari kebersihan itu.

Sebelum belajar tentang taharah, coba amati perilaku hidup bersih yang kalian alami sehari-hari. Kemudian presentasikan hasil pengamatan kalian di depan kelasmu!

B.   Ingin Tahu tentang taharah

Tahukah kalian apa itu taharah? Apakah kalian sudah terbiasa melakukan taharah? taharah artinya bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yg menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt. sedangkan hadas adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh £alat , tawaf, dan lain sebagainya.

Apa saja yang harus dibersihkan?. Semua harus dibersihkan, termasuk badan, pakaian, tempat dan lingkungan yang menjadi tempat segala aktivitas kita. Lebih-lebih tempat yang kita gunakan untuk melaksanakan ibadah £alat . Lokasi ibadah ini harus suci dari najis dan bersih dari segala kotoran pasti akan menjadi lebih sempurna dan bermakna.

Taharah meliputi 2 hal yaitu: taharah dari najis dan taharah dari hadas. Taharah dari najis maksudnya adalah membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugalazah.

Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan, seperti air seni bayi laki-laki yang belum
berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.


Najis mutawassitah adalah najis pertengahan. Contoh najis jenis ini adalah darah, nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyah dan najis ‘ainiyyah. Najis hukmiyyah diyakini adanya tetapi tidak nyata wujudnya (zatnya), bau dan rasanya. Cara menyucikannya adalah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan najis ‘ainiyyah adalah najis yang tampak wujudnya (zat-nya) dan bisa diketahui melalui bau maupun rasanya. Cara menyucikannya adalah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.

Najis mugala«ah adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. cara menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali. Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.

Nah, kalian sudah mengetahui cara bersuci dari najis. Selanjutnya, bagaimana cara bersuci dari hadas? Hadas ada dua macam, yaitu hadas kecil dan hadas besar.

Kita terkena hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari 4 hal, yaitu:
1.    Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur,
2.    Hilang akal (contoh tidur),
3.    Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim, dan
4.    Menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan.

Cara menyucikan hadas kecil dengan ber-wu«u. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum.

Bagaimana dengan hadas besar? Kita terkena hadas besar apabila mengalami/ melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:
1.    Berhubungan suami istri (setubuh),
2.    Keluar mani,
3.    Haid (menstruasi),
4.    Melahirkan,
5.    Nifas, dan
6.    Meninggal dunia.

Cara menyucikannya adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum.

Masalah hadas besarbagi perempuan menjadi sangat penting dan menarik untuk dipelajari. Perempuan mengalami peristiwa khusus yang tidak dialami oleh seorang laki-laki. Seorang perempuan mengalami peristiwa haid, nifas, dan terkadang istihadah. Semakin penasaran, bukan? Jawabannya dapat kalian temukan pada penjelasan berikut ini. Darah yang keluar dari rahim perempuan ada beberapa macam. Ada yang dinamakan haid, nifas, dan istihadah.

Pertama darah haid, yaitu darah yang keluar pada perempuan saat kondisi sehat. Adapun ciri-ciri secara umum adalah kental, hangat, baunya kurang sedap, hitam, merah tua, kemudian berangsur-angsur menjadi semakin bening. Kalau kamu sudah mengalami haid, maka bersyukurlah. Itu artinya organ-organ kewanitaanmu sudahm berfungsi secara normal.

Kapan perempuan mengalami haid?

Sebagian perempuan ada yang sudah mengalami haid saat mulai berumur 9 tahun. Namun, rata-rata mereka mengalaminya pada usia belasan tahun.

Berapa lama masanya haid?

Masa haid minimal adalah sehari semalam, biasanya 6 atau 7 hari, dan paling lama adalah 15 hari. Kalau setelah 15 hari darah masih terus keluar, maka darah itu merupakan darah istihadah (penyakit). Apabila kalian ada yang mengalami kondisi ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Perlu diingat bahwa perempuan yang sedang haid tidak boleh melaksanakan salat , puasa, membaca dan menyentuh/memegang al-Qur’an, tawaf, berdiam diri di masjid, berhubungan suami istri, dan cerai dari suami.

Kedua darah nifas, yaitu darah yang keluar sesudah melahirkan, setelah kosongnya rahim dari kehamilan, meskipun hanya segumpal darah. Sedikit atau banyaknya darah nifas juga bervariasi. Ada yang hanya satu tetes, keluar sehari, atau dua hari. Rata-ratan perempuan mengeluarkan darah nifas selama 40-an hari, dan paling lama 60 hari. Adapun cara mandi wajib untuk perempuan yang nifas sama sebagaimana mandinya haid.

Ketiga darah istihadah, yaitu darah yang keluar tidak pada hari-hari haid dan nifas karena suatu penyakit. Darah istihadah ada empat macam yaitu:
1.     Keluar kurang dari masa haid;
2.     Keluar lebih dari masa haid;
3.     Keluar sebelum usia haid atau setelah masa menopause;
4.     Keluar lebih lama dari maksimal masa nifas.

Seorang perempuan yang mengeluarkan darah istihadah tetap harus melaksanakan kewajiban salat dan puasa. Apabila hendak salat maka bersihkan darah itu, pakailah pembalut, kemudian ambillah air wudu.

C.   Bagaimana Cara taharah?

Tata cara taharah dari najis sudah dijelaskan di awal bab ini, sedangkan tata cara taharah dari hadas meliputi: mandi wajib, wudu dan, tayammum. Adapun sarana yang dapat digunakan untuk taharah, yakni: air, debu, dan batu.

Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang bisa dipakai untuk bersuci adalah air yang suci sekaligus menyucikan. Air jenis ini merupakan air yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit, seperti air sumur, air sungai, air hujan, air laut, air danau, air embun, air salju, dan sebagainya.

Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci tata cara taharah dari hadas.

1.     Mandi Wajib

Mandi wajib adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering disebut juga mandi janabat/ junub. Adapun cara mandi wajib adalah sebagai berikut.

a.    Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar. jika dilafalkan maka bacaanya sebagai berikut :

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْاَكْبَرِ فَرْضًالِلّٰهِ تَعَالَى

“Saya niat mandi menghilangkan hadas besar karena Allah ta’ala”.

b.    Menghilangkan najis apabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah.
c.    Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pada saat mandi wajib, kita juga disunahkan untuk mambaca basmalah, mencuci kedua tangan sebelum dimasukkan ke dalam bejana, ber-wu«u terlebih dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.

2.     Wudu

Wudu adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Adapun tata cara wudu adalah sebagai berikut.

a.    Niat dalam hati, jika dilafalkan maka bacaannya sebagai berikut :

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْاَصْغَرِ فَرْضًالِلّٰهِ تَعَلَى

“Saya niat wudu menghilangkan hadas kecil karena Allah ta’ala”.

b.    Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung.
c.    Membasuh muka.
d.    Membasuh kedua tangan sampai siku.
e.    Mengusap kepala.
f.     Disunahkan membasuh telinga.
g.    Membasuh kaki sampai mata kaki.
h.    Tertib (dilakukan secara berurutan).
i.     Berdoa setelah wu«u.

3.     Tayammum

Apakah tayammum itu? Tayammum adalah pengganti wu«u atau mandi wajib.
Hal ini dilakukan sebagai rukh¡ah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (‘u©ur). Untuk lebih mudah memahaminya bacalah ilustrasi berikut ini.

Suatu ketika, kita sedang memiliki hadas kecil atau besar. Sementara kita harus segera £alat. Namun, pada saat itu tidak tersedia air atau tidak bisa menggunakan air karena sesuatu hal. Nah, solusinya adalah tayammum dengan menggunakan debu yang suci. Tidak sulit, bukan?

Jadi, tayammum dilakukan dengan menggunakan sarana debu yang suci. Debu ini digunakan sebagai pengganti air. Apabila kita berada di dalam pesawat atau kendaraan, debu yang digunakan untuk tayammum cukup mengusap debu yang ada di dinding pesawat atau kendaraan.

Cara ini boleh dilakukan jika:
a.    Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya.
b.    Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit.
c.    Telah masuk waktu £alat .

Ber-tayammum itu mudah, caranya adalah sebagai berikut.
a.    Niat (untuk dibolehkan mengerjakan £alat );

نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan £alat, karena Allah ta’ala”.

b.    Mengusap muka dengan tanah (debu yang suci);
c.    Mengusap tangan kanan hingga siku-siku dengan debu;
d.    Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu



Gambar 3.6. Meletakkan kedua telapak tangan pada debu/tanah


Gambar 3.7. Mengusapkan tanah atau debu ke muka


Gambar 3.8. Mengusapkan tanah ke tangan kanan sampai siku


Gambar 3.9. Mengusapkan tanah ke tangan kiri sampai siku

D.   Hikmah taharah.

Betapa pentingnya bersuci (taharah) dalam kehidupan kita, baik dari najis maupun dari hadas. Bersuci memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa. Keutamaankeutamaan itu, antara lain:

1.   Orang yang hidup bersih akan terhindar dari segala macam penyakit karena kebanyakan sumber penyakit berasal dari kuman dan kotoran.
2.   Rasulullah saw. bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wudu akan bersinar wajahnya kelak saat dibangkitkan dari kubur.
3.   Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4.   Rasulullah saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada ungkapan bijak pula yang mengatakan ”kebersihan pangkal kesehatan”.
5.   Kebersihan akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.

Bacalah cerita berikut!

Penjual Bunga Cempaka

Seorang nenek penjual bunga cempaka setiap hari berjalan jauh ke pasar di kota untuk berjualan. Selepas berjualan, dia singgah dulu ke masjid untuk salat zuhur.

Selepas berdoa, nenek itu membersihkan sampah dedaunan yang berserakan di halaman masjid. Ini dilakukannya setiap hari di bawah terik matahari. Setelah semua daun dibersihkan barulah dia pulang ke desanya. Pengurus masjid kasihan melihat kebiasaan nenek itu.

Suatu hari, pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan daun yang berserakan di halaman masjid sebelum nenek itu datang. Mereka pikir usaha itu akan membantu si nenek agar tidak perlu bersusah payah membersihkan halaman masjid itu. Rupanya, niat baik itu malah membuat nenek tersebut sedih dan akhirnya menangis.

Dia bermohon supaya dia terus diberi kesempatan membersihkan halaman masjid seperti biasa.

Akhirnya, pihak masjid terpaksa membiarkan situasi berjalan seperti biasa supaya nenek itu tidak lagi mengiba.

Suatu ketika, seorang kyai bertanya mengapa si nenek melakukan hal tersebut?.

“Saya ini perempuan bodoh, Kyai. Saya tahu, amal-amal saya yang kecil ini mungkin juga tidak benar. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Rasulullah saw. Setiap kali mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah saw. Kelak jika saya mati, saya ingin Rasulullah saw. menjemput saya. Biarlah semua dedaunan ini bersaksi bahwa saya telah membacakan selawat kepadanya.”

“Sesungguhnya Allah dan malaikat bersalawat kepada nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawat salamlah kepadanya. (Q.S. al-Ahzab/33: 56)

Rasulullah saw. bersabda: “Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu.” ( H.R. Abu Dawud).

Mudah-mudahan kita dapat sama-sama menghayati keikhlasan sifat nenek yang mulia itu. Amin!

(Sumber: Hiburan Orang-orang S±lih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah).

Rangkuman

1.    taharah artinya bersuci, baik dari najis maupun dari hadas.
2.    Darah yang keluar dari rahim perempuan yang menyebabkan hadas besar adalah haid, wiladah (melahirkan), dan nifas.
3.    Tayammum adalah mengusap kedua tangan dengan debu yang suci. Tayammum adalah pengganti wu«u dan mandi wajib dengan syarat-syarat tertentu.
4.    Rukun Tayammum: niat, mengusap muka dengan tanah, mengusap kedua tangan sampai siku-siku dengan tanah, tertib.
5.    Mandi wajib (junìb/jan±bat) adalah mengalirkan air yang suci ke seluruh badan disertai dengan niat untuk menghilangkan hadas besar.
6.    Rukun mandi wajib adalah niat dan mengalirkan air ke seluruh badan sampai rata.
7.    Istinja adalah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil. Istinj± bisa dilakukan dengan air atau batu.
8.    Kita harus senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian di mana dan kapan pun. Baik suci dari najis, maupun suci dari hadas.

( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )

0 comments:

Post a Comment