A.
Renungkanlah
Masjid
merupakan tempat beribadah umat Islam. Di masjid mereka saling berdekatan,
bertatapan, berjabatan tangan, bersapa, dan berpautan hati demi mewujudkan
semangat ukhuwah (Menjalin persatuan).
Rasa
persatuan yang paling indah adalah persatuan dan kebersamaan orang yang salat
berjamaah. Salat dipimpin satu imam, sama-sama bermunajat hanya
kepada Allah Swt., membaca kitab suci yang satu, dan menghadap ke kiblat yang
sama. Mereka melakukan amal yang sama, rukuk dan sujud kepada Allah Swt. Subhanallah.
B.
Ayo salat Berjamaah !
Tahukah
kamu apakah salat berjamaah itu? salat berjamaah adalah salat yang
dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang dari
mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum.
Nah, salat
lima waktu yang kita lakukan sangat diutamakan untuk dikerjakan secara
berjamaah, bukan sendiri-sendiri (munfarid). Kalian perlu tahu bahwa
hukum salat wajib berjamaah adalah sunnah muakkadh, yaitu sunnah
yang sangat dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama mengatakan hukum salat berjamaah
adalah fardu kifayah.
Keutamaan
salat berjamaah bila dibandingkan ¡alat munfarid adalah
dilipatkan 27 derajat. Hadis Rasulullah saw.:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَلَ رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ عَلَى صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعِ
وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةِ ( رواه البخارى ومسلم )
“Dari
Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda, “salat berjamaah lebih utama dibandingkan
salat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”(H.R. Bukhari dan Muslim)
Keistimewaan
lain bagi orang yang rajin salat berjamaah adalah akan dibebaskan oleh
Allah Swt. dari api neraka. Perhatikan keterangan dari hadis berikut ini.
عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ : مَنْ صَلَّى فِى
مَسْجِدٍ جَمَاعَةً اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً لَاتَفُوْتُهُ الرَّكْعَةُ الْأُوْلَى
مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا عِتْقَامٍّنَ النَّارِ ( رواه
ابن ماجة )
“Dari
Anas bin Malik r.a., dari Nabi Muhammad saw., sesungguhnya beliau bersabda:
“Barangsiapa salat di masjid dengan berjamaah selama empat puluh malam, dan
tidak pernah tertinggal pada rakaat pertama dari £alat Isya, maka Allah akan
membebaskan baginya dari api neraka.” (H.R.
Ibnu Majah).
Apakah
kalian ingin mengetahui lebih jauh mengenai salat berjamaah? Bacalah pembahasan
berikut ini.
1. Syarat
Sah Salat Berjamaah
Salat berjamaah sah apabila memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Ada
imam.
b. Makmum
berniat untuk mengikuti imam.
c. salat
dikerjakan dalam satu majelis.
d. salat
makmum sesuai dengan salat-nya imam.
Kedudukan
imam dalam salat berjamaah sangat penting. Dia akan menjadi pemimpin
seluruh jamaah salat sehingga untuk menjadi imam ada syarat tersendiri.
Syarat yang dimaksud adalah :
a. Mengetahui
syarat dan rukun salat, serta perkara yang membatalkan salat,
b. Fasih
dalam membaca ayat-ayat al-Qur'an,
c. Paling
luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain,
d. Berakal
sehat,
e. Ballig,
f. Berdiri
pada posisi paling depan,
g. Seorang
laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam kalau makmumnya perempuan semua), dan
h. Tidak
sedang bermakmum kepada orang lain.
Sedangkan
syarat-syarat menjadi makmum adalah seperti berikut.
a. Makmum
berniat mengikuti imam,
b. Mengetahui
gerakan salat imam,
c. Berada
dalam satu tempat dengan imam,
d. Posisinya
di belakang imam, dan
e. Hendaklah
salat makmum sesuai dengan salat imam, misalnya imam salat Asar
makmum juga salat Asar
2. Makmum
Masbμq
Makmum Masbμq
adalah makmum yang tidak sempat membaca surat al- Fatihah bersama
imam di rakaat pertama. Lawan katanya adalah makmum muwafiq, yakni makmum
yang dapat mengikuti seluruh rangkaian £alat berjamaah bersama imam.
Jika
kalian dalam kondisi ketinggalan berjamaah seperti ini, perlu kecermatan dalam
tata cara menghitung jumlah rakaat. Untuk itu, perhatikan beberapa ilustrasi
peristiwa berikut. Penjelasan ini sangat penting, siapa tahu kalian
mengalaminya:
Ilustrasi
1
Pada saat makmum datang untuk berjamaah salat Asar, imam
masih berdiri pada rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan
membaca al- Fatihah. Namun, sebelum selesai membaca al-Fatihah imam
rukuk, maka dalam keadaan ini makmum harus segera rukuk mengikuti imam tanpa
harus menyelesaikan bacaan Fatihah. Makmum semacam ini masih dinyatakan
mendapatkan seluruh rakaat bersama imam. Jadi, Pada saat imam menutup £alat dengan
salam, makmum tersebut ikut salam.
Ilustrasi
2
Pada saat makmum datang untuk berjamaah salat 'Asar, imam
sedang rukuk untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan
membaca al- Fatihah meskipun hanya satu ayat. Lalu, makmum segera rukuk
mengikuti imam tanpa harus menyelesaikan bacaan al- Fatihah. Makmum
semacam ini masih dinyatakan mendapatkan seluruh rakaat bersama imam. Jadi,
pada saat imam menutup £alat dengan salam, makmum tersebut ikut salam.
Ilustrasi
3
Pada saat makmum datang untuk berjamaah salat asar, imam sedang i‘tidal
atau sujud untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram,
dan langsung i‘tidal atau sujud bersama imam. Pada saat imam menutup salat
dengan salam, makmum berdiri lagi untuk menambah kekurangan rakaat
yang belum selesai.
3.
Halangan salat Berjamaah
salat berjamaah dapat ditinggalkan, kemudian
melakukan salat sendirian (munfarid). Faktor yang menjadi
halangan itu adalah :
a. Hujan
yang mengakibatkan susah menuju ke tempat salat berjamaah,
b. Angin
kencang yang sangat membahayakan,
c. Sakit
yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat £alat berjamaah,
d. Sangat
ingin buang air besar atau buang air kecil, dan
e. Karena
baru makan makanan yang baunya sukar dihilangkan, seperti bawang, petai, dan
jengkol.
C.
Tata Cara salat Berjamaah
Berdasarkan
ketentuan di atas, praktik salat wajib berjamaah adalah sebagai berikut.
1. salat
berjamaah diawali dengan azan dan iqamah, tetapi kalau tidak
memungkinkan cukup dengan iqamah saja.
2. Barisan
salat ( saf ) di belakang imam diisi oleh jamaah laki-laki, sementara
jamaah perempuan berada di belakangnya.
3. Di
dalam melaksanakan salat berjamaah seorang imam membaca bacaan salat ada
yang nyaring (jahr) dan ada yang dilirihkan (sir). Bacaan yang
dinyaringkan adalah:
a. Bacaan
takbiratul ikhram, takbir intiqal, tasmi’, dan salam;
b. Bacaan
al-Fatihah dan ayat-ayat al-Qur'an pada dua rakaat pertama salat
Magrib, Isya, dan Subuh. Begitu juga dengan salat Jumat, gerhana, istisqa
’idain (dua hari raya), Tarawih dan Witir;
c. Bacaan
amin bagi imam dan makmum setelah imam selesai membaca al-Fatihah yang
dinyaringkan.
4. Makmum
harus mengikuti gerakan imam dan tidak boleh mendahului gerakan imam;
5. Setelah
salam, imam membaca zikir dan doa bersama-sama dengan makmum atau
membacanya sendiri-sendiri.
D.
Pembiasaan salat Berjamaah
Perbandingan
pahala antara salat sendirian dan dengan salat berjamaah, yaitu satu
berbanding 27 derajat. Hal ini karena salat berjamaah memiliki
keutamaan, yaitu:
1. menjalin
silaturahmi antarsesama;
2. mengajarkan
hidup disiplin, saling mencintai, dan menghargai;
3. menjaga
persatuan, kesatuan, dan kebersamaan;
4. menahan
dari kemauan sendiri (egois);
5. mengajarkan
kepatuhan seorang muslim kepada pimpinannya.
Sikap
kecintaan kepada salat berjamaah dapat diwujudkan melalui perilaku sebagai
berikut.
1. Ketika
masuk waktu salat segera menuju ke masjid dan mengumandangkan atau
mendengarkan azan.
2. Ketika
mendengar azan segera menuju masjid.
3. Mengajak
teman-temannya untuk salat berjamaah.
4. Suka
menjalin tali silaturahmi antara sesama di masjid.
5. Senang
mendatangi majelis taklim untuk menuntut ilmu agama.
6. Tidak
suka membeda-bedakan status sosial seseorang, karena kedudukannya sama di hadapan
Allah Swt.
7. Bersikap demokratis, taat kepada pimpinan
selama tidak melakukan kesalahan. Apabila pimpinan salah kita wajib
mengingatkan ke jalan yang benar, temasuk di dalam taat kepada kedua orang tua
dan guru.
8. Menjaga
persatuan, kesatuan, dan bersikap demokratis.
Bacalah cerita berikut!
Lupa salat
Berjamaah
Ada seorang ulama besar bernama
Ubaidillah al-Qawariri. Ia adalah ahli hadis dan guru perawi hadis terkenal
Bukhari dan Muslim.
Selepas salat Magrib, ada tamu berkunjung
ke rumahnya. Ia pun menerima tamu tersebut dengan penuh hormat. Saking hormatnya
kepada tamu, ia pun harus tertinggal salat Isya. Setelah tamunya pulang, ia
segera pergi ke masjid. Ternyata, di masjid sudah tidak ada jamaah. Akhirnya ia
mengajak orang-orang di sekitarnya untuk melaksanakan salat Isya berjamaah.
Akan tetapi, seluruh masyarakat di sekitar masjid sudah melaksanakan salat Isya
berjamaah di masjid.
Dengan hati resah, ia menyesal telah kehilangan
kesempatan mendapatkan pahala 27 derajat. Untuk menebus kelalaian dan
menentramkan hatinya, Ubaidillah melakukan salat Isya sebanyak 27 kali.
Usai salat, ia pun beranjak tidur.
Di dalam tidurnya, Ubaidillah bermimpi
sedang berkuda di belakang serombongan penunggang kuda yang gagah perkasa.
Derap kuda-kuda mereka begitu cepatnya sehingga Ubaidillah dan kudanya
tertinggal di barisan paling belakang.
Salah seorang penunggang kuda menoleh ke
Ubaidillah dan berseru, “Wahai Ubaidillah, jangan engkau susahkan kudamu itu
dengan menyuruhnya berlari lebih cepat lagi. Bagaimana pun tak akan dapat
menyusul kami.”
Mengapa begitu? Kenapa aku tak mungkin menyusul
kalian?” tanya Ubaidillah keheranan. “Karena kami salat Isya berjamaah,
sedangkan engkau salat sendirian.” Jawab seorang penunggang kuda.
Ubaidillah Al-Qowariri terbangun dan
beristighfar. Mimpi itu rupanya telah memberinya gambaran bahwa meski dia telah
melakukan 27 kali salat Isya, hal itu tetap tak dapat disamakan dan
dibandingkan dengan 27 kali lipat pahala kebaikan salat berjamaah.
Maka dengan sedih Ubaidillah menyesali
kelalaiannya meninggalkan salat berjamaah hanya demi melakukan aktivitas
yang bisa ditundanya sejenak, yaitu melayani tamu. Dan sejak itu,
Ubaidillah bertekad untuk tidak pernah lagi ketinggalan salat berjamaah.
Kebaikan £alat berjamaah tak tergantikan dengan mengulangi ¡alat
hingga 27 kali.
(Sumber: Kisah terbaik penuh hikmah 52
kisah teladan untuk anak saleh, Tim smartbook).
Rangkuman
1. salat
berjamaah adalah salat yang
dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang
menjadi imam sedang yang lainnya menjadi makmum.
2. Hukum
salat berjamaah adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang
sangat dianjurkan. Sebagian ulama menyatakan hukum salat berjamaah fardu
kifayah.
3. Untuk
menjadi imam harus memenuhi syarat, antara lain mengetahui syarat dan rukun salat,
serta perkara yang membatalkan salat, fasih membaca al-Qur'an,
paling tinggi ilmunya di bandingkan yang lain, berakal sehat, dan ballig.
4. Masbμq,
yaitu orang yang mengikuti imam tetapi tidak sempat membaca surat al Fatihah
bersama imam di rakaat pertama.
5. Keutamaan
salat berjamaah adalah menjalin silaturahmi antarsesama, mengajarkan
hidup disiplin, mencintai dan menghargai, menjaga persatuan dan kesatuan,
menahan dari kemauan sendiri (egois), dan patuh kepada pemimpinnya.
6. Sikap
kecintaan kepada £alat berjama’ah dapat diwujudkan melalui perilaku sebagai
berikut:
a. Ketika
masuk waktu salat segera menuju masjid dan mengumandangkan atau mendengarkan azan.
b. Ketika
mendengar azan segera menuju masjid.
c. Mengajak
teman-temannya untuk salat berjama’ah.
d. Suka
menjalin tali silaturrahim antara sesama di masjid.
e. Senang
mendatangi majlis-majlis ta’lim untuk menuntut ilmu agama.
f. Tidak
suka membeda-bedakan status sosial manusia, karena ia berkeyakinan bahwa
kedudukannya sama di hadapan Allah Swt.
g. Bersikap
demokratis, taat kepada pimpinan selama tidak melakukan kesalahan, dan apabila
pimpinan kita salah, maka kita wajib mengingatkan ke jalan yang benar temasuk
di dalam taat kepada kedua orang tua dan guru.
h. Menjaga
persatuan, kesatuan, dan menjunjung sikap demokratis.
( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )
( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )
0 comments:
Post a Comment