A.
Renungkanlah
Tahukah
kalian bahwa sebelum hadir ke muka bumi Nabi Muhammad saw. sudah dikabarkan
oleh Allah Swt. kepada Nabi-Nabi sebelumnya sebagai sosok manusia yang memiliki
sifat-sifat mulia. Bahkan, Allah Swt. Selalu bersalawat kepadanya. Nabi Muhammad
saw. adalah penutup para Nabi yang menjadi rahmat seluruh alam.
Nabi
Muhammad saw. adalah pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah yang merupakan
manusia teladan sepanjang masa. Ia adalah manusia utusan Allah Swt. Yang kepadanya
ummat manusia memohonkan syafa’at. Tidak satu pun mahkluk yang mencapai
kesempurnaan yang dicapai Nabi Muhammad saw. Sejak kecil, ia telah memperlihatkan
ketulusan, kejujuran. Dia manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong,
tidak pernah mengkhianati janji, dan sayang kepada yang miskin. Sungguh beruntung
orang yang dapat menjumpainya dan mengikuti ajarannya.
Kita
sebagai pengikutnya, meskipun tidak menjumpainya, wajib meyakini kebenarannya
dan patut menjadikannya teladan dalam kehidupan ini.
B.
Kehadiran Sang Kekasih
Nabi
Muhammad saw. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal
20 April 571 Masehi.
Nabi Muhammad saw. lahir dalam keadaan yatim.
Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat Nabi Muhammad saw. Masih berusia
6 bulan di dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Saat bayi, Nabi Muhammad saw.
diasuh oleh Halimah Sa‘diyah dari Bani Saad, Kabilah Hawazin. Di perkampungan bani
Saad inilah Nabi diasuh dan dibesarkan sampai usia 5 tahun.
Saat Nabi Muhammad saw. memasuki usia 6 tahun,
ibunya wafat. Ia pun diasuh oleh kakeknya, Abdul Mutalib. Kakeknya adalah
seorang pemuka Quraisy yang sangat disegani. Nabi Muhammad saw. mendapatkan
kasih sayang dan perhatian yang sangat besar dari sang kakek. Sayang, hanya dua
tahun Nabi diasuh kakeknya. Abdul Muthalib meninggal saat Nabi Muhammad saw. Berusia
8 tahun. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. diasuh oleh pamannya, Abu Thalib sampai
menginjak remaja.
Sejak diasuh oleh pamannya, Nabi Muhammad saw.
berkembang sebagai seorang anak yang mulai menginjak masa remaja. Di situlah
Nabi Muhammad saw. diperkenalkan oleh pamannya bagaimana cara menjalani hidup.
Nabi Muhammad saw. mulai mencari pekerjaan sebagai buruh di usianya yang baru
sepuluh tahun agar dapat menghidupi dirinya sendiri. Mulailah ia menjadi
penggembala ternak milik orang lain di daerah gurun Mekah yang sangat panas Ia
makan dari tumbuhan liar yang terdapat di gurun.
Di gurun pasir itulah ia menghayati arti kehidupan.
Kesulitan hidup, kesendirian, dan rasa tanggung jawab menjadikannya lebih matang
dari pada usianya.
Sang paman melihat kecerdasan dan kematangan
keponakannya, maka pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad saw. diperkenalkan kepada
ilmu perniagaan.. Nabi Muhammad saw. yang masih remaja pun turut serta dalam
pengelolaan ekonomi pamannya. Ia sudah ikut membawa barang dagangan yang
diambil dari majikannya, Siti Khadijah. Hampir 3 tahun Nabi Muhammad saw. Mengikuti
pamannya untuk menjajakan barang dagangannya.
Ketika kafilah dagang mereka sampai di kota
Basra di wilayah Syria Besar, seorang pendeta terkenal di masa itu, Buhairah,
menghampiri Abu Thalib dan mengatakan, “Aku mengenali anak muda ini sebagai
sosok yang kelak akan dinobatkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Hal ini
telah tertulis jelas dalam kitab-kitab kami.” Buhairah selanjutnya menyarankan kepada
Abu Thalib, “Lindungi anak muda ini dari orang-orang Yahudi, lebih baik bawa ia
kembali ke Mekah.” Abu Thalib pun menuruti saran pendeta tersebut.
Pada usia
25 tahun, Nabi Muhammad saw. mulai berdagang sendiri tanpa bantuan pamannya. Ia
mengambil sendiri barang dagangannya dan memasarkannya. Ketika berdagang, Nabi
Muhammad saw. sangat jujur, tidak pernah membohongi para pembelinya. Nabi tidak
pernah mengambil keuntungan yang terlalu besar, selalu berkata sopan, ramah,
dan penuh kasih sayang.
Jadi, keberhasilan usaha dagang Nabi Muhammad
saw. itu disebabkan oleh pribadi mulia berikut ini.
1. Berpendirian
teguh.
2. Memiliki
semangat kerja yang tinggi.
3. Memiliki
kejujuran yang luar biasa.
4. Menjunjung
tinggi am±nah atau kepercayaan yang diberikan orang lain.
5. Mampu
menghadapi segala cobaan dan rintangan dalam perjalanan.
6. Menyamakan
pelayanan terhadap para pembeli.
7. Memiliki
sifat percaya diri.
8. Menampilkan
keramahan dan kesopanan, serta kasih sayang kepada siapa saja.
Kejujuran, perilaku santun, kesopanan
berbicara, kerja keras, dan kecerdasan Nabi Muhammad saw. merebut hati setiap
orang, termasuk Siti Khadijah. Pertama-tama ia meminta Nabi Muhammad saw. Untuk
memasarkan barang dagangannya ke Syria. Hasilnya luar biasa. Itulah yang
membuat Siti Khadijah tertarik dan akhirnya menikah dengan Nabi Muhammad saw.
Mereka dikaruniai 7 orang anak, yaitu: Ibrahim, Qasim, Abdullah, Zainab,
Ruqayyah, Ummi Kul£ìm dan Fatimah.
C.
Nabi Muhammad saw. Diangkat Menjadi Rasul
Nabi Muhammad saw. merasakan keresahan atas
perilaku yang dialami oleh masyarakat Arab yang sudah jauh dari nilai-nilai
kebenaran. Kemudian, Nabi Muhammad saw. melakukan uzlah (mengasingkan diri) di
Gua Hira. Hal ini dilakukan oleh beliau berkali-kali. Maka tepat pada tanggal
17 Ramadan tahun ke-40 dari kelahirannya, Nabi didatangi Jibril dan menerima
wahyu pertama Q.S. al-Alaq/96: 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
(١) خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣) الَّذِي عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ (٤) عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥)
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5)
Wahyu
pertama inilah yang menandakan bahwa Nabi Muhammad saw. dipilih dan diangkat
Allah Swt. untuk menjadi utusan-Nya atau Rasul.
Setelah wahyu pertama ini Jibril tidak muncul
lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad saw. terus menantikan wahyu
berikutnya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun
wahyu kedua, yaitu Q.S. al-Mudda£ir/74: 1-7.
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (١) قُمْ فَأَنْذِرْ
(٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (٤) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (٥)
وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (٦) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (٧)
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)!
bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu. dan bersihkanlah
pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. dan janganlah engkau
(Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan
karena Tuhanmu, bersabarlah.(Q.S. al-Mudda¡ir/74:1-7)
D.
Dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah
Dengan
turunnya wahyu yang kedua, yaitu Q.S. al-Mudda¡ir/74: 1-7, Rasulullah
saw. mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Nabi mengajak orang-orang yang
terdekat dengannya. Tujuannya, agar mereka lebih dulu percaya kepada seruannya dan
mengikutinya. Tempat yang beliau pilih untuk berdakwah adalah rumah al- Arqam
bin Abil Arqam al Akhzumi.
Orang-orang
yang pertama kali memeluk Islam atau yang dikenal as-Sabiqμn al-Awwalμn,
Mereka adalah Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Talib, Zaid bin Harisah,
dan Ummu Aiman.
Selain
yang tersebut di atas, berkat bantuan Siti Khadijah dan Abu Bakar Siddiq, dari
hari ke hari bertambahlah orang-orang yang beriman kepada seruan beliau, baik
pria maupun wanita.
Sahabat pria yang kemudian segera beriman,
adalah: Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Aìf, Abdullah bin Mas’ìd,
Ammar bin Yasir, Yasir (bapak ‘Amar), Sa’id bin Zaid, Amir bin Abdullah, Usman
bin Madlìn, Qudamah bin Madlìn, Abdullah bin Madlìn, Khalid bin Sa’ad, Sa’ad
bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah, Arqam bin Abil Arqam, Ja’far bin Abi Thalib,
Khabab bin Al Art, Bilal bin Rabah, Abi Dzarim Al Ghafary, Abì Salamah, ‘Imran
bin Hasyim, Hasyim (bapak Imran), ‘Amir bin Sa’id, dan ‘Ubaidah bin Al-Haris.
Sementara
itu, para wanitanya adalah: Shafiyyah binti Abdil Muthallib, Lubabah Ummul
Fadhal binti Har³s, Ummu Salamah (istri Abu Salamah), Asma binti Abu Bakar,
Asma binti Amies (istri Ja’far), Ratimah binti Khattab, Summiyah (Ibu Ammar).
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara
sembunyi-sembunyi, maka turunlah wahyu yang ketiga, yaitu Q.S. al-Hijr/15:
94-95:
فَاصْدَعْ بِمَا
تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ (٩٤) إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ
(٩٥)
“Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami
memelihara daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu).” ( Q.S. al-Hijr/15: 94-95)
Kemudian Nabi Muhammad saw. menerima wahyu
lagi:
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ
(٢١٤) وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٢١٥)
”Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman
(Q.S. asy-Syuara/26: 214-215).
Setelah
Rasulullah saw. menerima wahyu tersebut, beliau mulai berdakwah secara
terang-terangan. Pertama-tama, Nabi mengumpulkan seluruh sanak keluarganya di
kaki Gunung safa untuk mengajak mereka beriman kepada Allah Swt. Akan
tetapi, salah seorang pamannya, Abu Lahab, bersikap sinis dan tidak mau
menerima dakwah Rasulullah saw.
Banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang
kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, di antaranya mencoba menyuruh
pamannya Abu Thalib untuk menghentikan dakwah keponakannya itu. Namun, Nabi
Muhammad menolak dan mengatakan,”Demi Allah, meskipun seluruh anggota
keluarga mengucilkanku, aku akan terus berdakwah menyebarkan ajaran
Islam”.
Kegagalan
kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, menjadikan mereka semakin marah
dan emosi. Budak-budak mereka yang masuk Islam dibunuh dan disiksa. Seluruh
pengikut Nabi selalu diancam dan diteror agar menolak ajakan Nabi Muhammad saw.
Abu
Jahal, paman Nabi Muhammad saw. menyewa orang Yahudi untuk mengejek dan mencaci
maki Nabi dengan harapan ia berhenti berdakwah. Akan tetapi, justru akhirnya si
Yahudi itu masuk Islam karena keluhuran akhlak Nabi.
Setelah
kafir Quraisy gagal melakukan tekanan, mereka menawarkan harta benda, wanita,
dan pangkat agar Nabi mau meninggalkan dakwahnya. Kaum Quraisy mengutus Utbah
bin Rabiah untuk menawarkan hal-hal tersebut. Utbah mengatakan: “Hai Muhammad!
Jika kau menginginkan kekayaan, saya sanggup menyediakannya. Jika kau
menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup mengangkatmumenjadi raja. Jika
kau menginginkan seorang wanita cantik, saya sanggup mencarikannya dengan
syarat kau berhenti melanjutkan dakwahmu. Nabi Muhammad saw. tidak tertarik
pada tawaran itu dan terus berdakwah.
Setelah
kafir Quraisy gagal lagi, akhirnya mereka memboikot Nabi Muhammad saw. Bani Muthallib,
dan Bani Hasyim. Karena pemboikotan ini, umat Islam terkurung di celah-celah
kota Mekah bernama Syiib. Pemboikotan berlangsung selama tiga tahun dimulai
pada tahun ketujuh kenabian. Isi pemboikotan itu ditulis dalam selembar surat
yang berisi:
1. Kaum
Quraisy tidak akan menikahi orang Islam.
2. Kaum
Quraisy tidak menerima permintaan nikah dari orang Islam.
3. Kaum
Quraisy tidak akan melakukan jual-beli dengan orang Islam.
4. Kaum
Quraisy tidak akan berbicara ataupun menengok orang Islam yang sakit.
5. Kaum
Quraisy tidak akan mengantar mayat orang Islam ke kubur.
6. Kaum
Quraisy tidak akan menerima permintaan damai dengan orang Islam dan menyerahkan
Muhammad untuk dibunuh.
Undang-undang pemboikotan itu digantung di
dinding Ka’bah. Penulisnya bernama Manshur bin Ikrimah. Setelah tiga tahun,
undang-undang tersebut rusak karena dimakan rayap. Kemudian, undang-undang
tersebut dirobek oleh Zubair bin Umayyah, Hisyam bin Amr, Muth’im bin Adi, Abu
Bakhtari bin Hisyam, dan Zama’ah bin Al-Aswad. Mereka merasa kasihan dengan
siksaan kaumnya kepada Bani Hasyim dan Bani Muthallib.
Bacalah cerita berikut!
Umar bin
Khatab Bersaksi
Pada suatu hari, Umar marah mendengar adiknya,
Fatimah dan iparnya masuk Islam. Lalu ia menganiaya keduanya. Dengan nada marah
Fatimah berkata, “Hai, Umar! Jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka
aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah.”
Melihat adiknya berdarah, timbul penyesalan dan
rasa malu di hati Umar. Ia pun meminta lembaran al-Qur’an tersebut. Namun,
Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis,dan al-Qur’an tidak
boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah
memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan
Umar pun menurutinya.
Setelah membaca lembar demi lembar, Umar
berkomentar “Ini adalah namanama yang indah nan suci. Betapa indah dan mulianya
ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad.”
Umar bergegas menemui Nabi Muhammad saw. Seraya
membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang berada di
dalamnya berupaya mengintipnya lewat celah pintu. Dilihatnya Umar bin Khatab datang
dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah saw. Mereka pun
berkumpul.
Berkatalah Umar, “Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah dan Engkau adalah Rasulullah.”
Kesaksian Umar tersebut disambut gema
takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu hingga suaranya
terdengar ke Masjidil Har±m. Umar bin Khatab r.a. terkenal dengan orang yang
berwatak keras dan bertubuh tegap. Sebelum masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh
orang Islam. Sebaliknya, sesudah masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh
musuh-musuhnya.
(Sumber: Cerita-cerita Al-Qur’an Menakjubkan
untuk Buah Hati, Adrian R. Nugraha & Deny Riana)
Rangkuman
1. Nabi
Muhammad saw. lahir hari Senin, 12 Rabiul Awwal atau bertepatan dengan
20 April 571 Masehi. Tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. disebut Tahun Gajah.
2. Sifat-sifat
Nabi Muhammad saw., antara lain tidak mudah putus asa, semangat kerja yang
tinggi, selalu jujur, amanah, tabah, optimis, dan percaya diri.
3. Nabi
Muhammad saw. diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dengan menerima wahyu
pertama Q.S. al-Alaq/96:1-5 melalui perantara Malaikat Jibril di Gua
Hira.
4. Dakwah
Nabi secara sembunyi-sembunyi dimulai setelah turun wahyu kedua, Q.S.
al-Mudda£ir/74: 1-7, masih sebatas keluarga dekat.
5. Dakwah
Nabi secara terang-terangan dimulai setelah turun wahyu Q.S. al-Hijr/15:
94-95.
6. Dalam
berdakwah beliau mendapatkan berbagai rintangan, baik dari keluarga maupun kaum
Quraisy dan pihak luar. Namun, semua dihadapi oleh Nabi dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan.
7. As-Sabiqμn al-Awwalμn adalah orang-orang
yang pertama kali memeluk Islam. Mereka adalah Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali
bin Abi Talib, Zaid bin Harisah, dan Ummu Aiman.
8. Cara
meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. di Mekah :
a. tugas
dan tanggung jawab tidak bisa dipikul seorang diri, tetapi harus ada
kebersamaan dan persatuan dari berbagai kalangan masyarakat.
b. Dalam
bergaul harus bisa memilih teman yang dapat mengajak kepada hal-hal yang
positif dan baik.
c. Dalam
mengajak teman untuk berbuat baik tidak boleh dengan cara-cara kekerasan,tetapi
perlu dengan keteladanan, sabar, lemah lembut dan kasih sayang.
( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )
( Sumber : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII Kemendikbud RI )
0 comments:
Post a Comment